Sesak itu tiba-tiba menyeruak entah dengan apa
Bagai kabut yang turun di perulaan hari
Hingga aku tersungkur
Bunga-bunga yang ku petik di taman sore itu
Ku letakkan di ruang hatiku
Kini durinya semakin tajam
Menikam
Menikam aku yang menanam
Tawa dan tangis kini tak ada beda
Karena setiap tetes air mata telah melebur bersama gelak tawa
Jika ada yang masuk ke dalam hatiku
Mereka kan temukan labirin yang tercipta dari bunga yang ku tanam
Terperangkap
Lenyap bersama cahaya yang bersembunyi di balik bumi