Sesak itu tiba-tiba menyeruak entah dengan apa

Bagai kabut yang turun di perulaan hari

Hingga aku tersungkur

 

Bunga-bunga yang ku petik di taman sore itu

Ku letakkan di ruang hatiku

Kini durinya semakin tajam

Menikam

Menikam aku yang menanam

 

Tawa dan tangis kini tak ada beda

Karena setiap tetes air mata telah melebur bersama gelak tawa

Jika ada yang masuk ke dalam hatiku

Mereka kan temukan labirin yang tercipta dari bunga yang ku tanam

Terperangkap

Lenyap bersama cahaya yang bersembunyi di balik bumi

Tentang Galuh Budi Hadaning

Saya tinggal di desa Domas, Menganti,Gresik. Pernah menempuh studi s1 pend.Matematika di UIN Sa Surabaya, sekarang proses studi pgmi di STAI Al-azhar, Menganti, Gresik.
Pos ini dipublikasikan di puisi, Sastra dan tag , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar